Lebih Mulia dari Bidadari Syurga


Lebih Mulia dari Bidadari Syurgabidadari syurga

Bidadari surga, digambarkan-dalam ayat dan hadist-sebagai sosok yang memiliki kecantikan, kemolekan dan keindahanfisik yang sempurna. Selain itu, bidadari surga juga memiliki sifat-sifat karakter yang baik dan mulia, sehingga berpadulah kecantikan fisik
dan akhlak para bidadari surga. Sebagaimana disebutkan dalam firman Allah Ta’ala, “Di dalam surga-surga itu ada bidadari-bidadari yang baik-baik lagi cantik-cantik parasnya.” (ar-Rahman: 70). Mengenai ayat tersebut, dijelaskan bahwa berkumpullah kecantikan lahir dan batin pada bidadari atau wanita surga itu. (Taisir al-Karimir Rahman hlm. 832)

Allah Ta’ala berfirman, “Seakan-akan bidadari itu permata yaqut dan marjan.” (QS. Ar-Rahman: 58). AI-Hasan dan mayoritas ahli tafsir mengatakan bahwa yang dimaksudkan dalam ayat tersebut adalah bidadari-bidadari surga itu sebening yaqut dan seputih marjan. Allah juga berfirman, “Seakan-akan mereka
adalah telur yang tersimpan dengan baik.” (QS. Ash-Shaffat: 49). lbnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata: “Yaitu mutiara-mutiara putih yang tersimpan.” (lihal Ad-Dur Al-Mantsuur 8917).

Hal ini menunjukkan bagaimana sempurnanya putih para bidadari, karena putihnya mereka adalah putih yang terjaga dari segala sentuhan. lbarat mutiara-mutiara yang putih yang tersimpan kokoh dalam cangkangnya, terjaga dari segala sentuhan, terjaga dari sinar matahari, terjaga dari segala sesuatu yang bisa merusak kemurniannya dan bersihnya warna putih tersebut. Demikian pula para bidadari, putih tubuh mereka
sempurna.

Saking cantiknya para bidadari surga, sampai-sampai “Sekiranya salah seorang bidadari surga datang ke dunia, pasti ia akan menyinari langit dan bumi, serta memenuhi antara langit dan bumi dengan aroma yang
harum semerbak. Sungguh kerudung salah seorang wanita surga itu lebih baik daripada dunia dan seisinya.” (HR. Bukhari & Muslim).

Wanita tercantik di dunia ini, sama sekali tak sepadan jika dibandingkan dengan kecantikan para bidadari surga. Namun, secantik-cantik bidadari surga, wanita dunia ternyata bisa lebih mulia dan utama daripada
bidadari surga. Ath Thabrani meriwayatkan sebuah hadist yang berasal dari Ummu Salamah, istri Rasulullah SAW ia berkata,Aku bertanya kepada Rasulullah mengenai firman Allah, ‘Dan (di dalam surga itu) ada bidadari yang bermata jeli (hurun’in)’ (QS. Al-Waaqi’ ah:22).

Beliau lalu bersabda, ‘Bidadari yang kulitnya bersih, matanya jelidan lebar, rambutnya berkilau seperti sayap burung Nasar.’Aku bertanya Iagi tentang makna ayat, ‘Laksana mutiara yang tersimpan baik’ (QS. Al-Waaqi’ah: 23). Beliau pun bersabda, ‘Maksudnya, bersihnya mereka seperti bersihnya mutiara yang berada dalam cangkangnya, yang belum pernah tersentuh tangan manusia.’

Aku bertanya lagi, ‘Wahai Rasulullah, beritahu pula aku tentang makna firman Allah, ‘Di dalan surga-surga itu ada bidadari-bidadari yang baik-baik lagi cantik-cantik” (QS. Ar-Rahmaan: 70). Beliau bersabda,
Akhlaknya baik (khairat) dan wajahnya cantik.’

Aku bertanya lagi, ‘Terangkan pula tentang firman Allah, ‘seakan-akan mereka adalah telur (burung unta) yang tersimpan baik’ (QS. Ash-Shaaffat: 49). Beliau bersabda, ‘Kelembutan kulit mereka seperti lembutnya kulit telur bagian dalam yang kamu lihat, yang tertutup oleh cangkang telur.’

Aku bertanya lagi, ‘Terangkan pula tentang firman Allah, ‘Penuh cinta (‘uruban) lagi sebaya umurnya (atraban)’ (QS. AI-Waaq i’ah : 37). Beliau bersabda, ‘Mereka adalah para wanita yang telah wafat di dunia dalam keadaan tua renta, matanya sudah rabun dan beruban rambutnya. Setelah itu Allah kembali
menciptakan mereka, dan menjadikan mereka perawan lagi.’Uruban artinya penuh cinta dan kasih sayang. Sedangkan atraban bermakna mereka lahir dalam satu waktu (usia mereka semua sama).’

Aku bertanya lagi, ‘Wahai Rasulullah, mana yang lebih utama: wanita dunia atau bidadari?’ Beliau menjawab,’Wanita-wanita dunia lebih utama dari bidadari, seperti kelebihan apa yang tampak dari apa yang
tidak tampak.’

Aku bertanya lagi, ‘Wahai Rasulullah, mengapa demikian?’ Beliau bersabda, ‘Karena shalat mereka, puasa mereka, dan ibadah mereka karena Allah. Allah Ta’ala memberi cahaya di wajah mereka. Mereka
mengenakan sutra di tubuhnya. Warna kulit mereka putih, pakaian mereka hijau, perhiasan mereka kuning, pedupan mereka mutiara, dan sisir mereka adalah emas. Mereka mengatakan: kami adalah perempuan-
perempuan abadi yang takkan mati. Kami adalah perempuan-perempuan bahagia yang takkan pernah miskin. Kami adalah perempuan-perempuan penduduk tetap yang takkan pindah selamanya. Ketahuilah, kami adalah perempuan-perempuan yang ridha dan takkan marah selamanya. Berbahagialah
orang yang memiliki kami dan kami menjadi miliknya.’

Aku bertanya lagi, ‘Wahai Rasulullah, di antara kami ada yang menikah dua kali, tiga kali, dan empat kali, kemudian ia wafat dan masuk surga. Sedangkan para suami itu juga masuk surga bersamanya. Lalu, pria mana yang akan menjadi suaminya di surga kelak?’ Beliau menjawab, ‘Hai Ummu Salamah, nanti dia akan memilih/ mana yang paling baik akhlaknya. Wanita itu nanti akan berkata: “Ya Rabb, laki-laki itu paling baik
akhlaknya kepadaku di antara lainnya saat hidup bersama di dunia. Maka nikahkanlah aku dengannya.” Maka, wahai Ummu Salamah, akhlak yang baik itu akan membawa kebaikan di dunia dan akhirat.'” (HR. Ath-Thabrani).

Dengan demikian, sebagai wanita penduduk dunia, kita bisa melampaui kemuliaan dan kehebatan bidadari surga dengan ibadah dan ketakwaan kita. Karena ibadah, ketaatan dan ketakwaanlah yang bisa menjadikan wanita dunia lebih unggul, lebih mulia, lebih utama, bahkan lebih cantik dari bidadari surga. Bahkan, para wanita dunia yang shalehah yang kelak menjadi penghuni surga, akan dinobatkan sebagai sayyidatul
khura’ (ratu para bidadari) yang bertahta di istana-istana surga nan mewah.

Inilah Daftar Makanan Tinggi Asam Urat


Oleh: dr. Adithia Kwee  

KLIKDOKTER.com – Tingginya kadar asam urat dalam darah seseorang dapat diketahui melalui pemeriksaan darah.

Kadar asam urat dinyatakan tinggi bila:

  • Lebih dari 7mg% pada laki-laki dan
  • Lebih dari 6mg% pada perempuan.

Kadar asam urat darah dapat tinggi dikarenakan mengkonsumsi makanan-makanan yang tinggi akan purin. Biasanya terjadi pada pria berusia 40 sampai 50 tahun dan perempuan berusia diatas 50 tahun. Pada penderita dengan kadar asam urat tinggi, selain diberi obat untuk mengurangi kadar asam uratnya juga diberikan edukasi mengenai diet rendah purin untuk mengurangi angka kekambuhan.

Berikut merupakan makanan-makanan dengan kandungan purin tinggi beserta anjuran mengkonsumsinya:

1. Kandungan purin tinggi (100-1000 mg purin/ 100 gr bahan makanan), sebaiknya dihindari.

  • Otak,
  • hati,
  • jantung,
  • ginjal,
  • jeroan,
  • ekstrak daging/kaldu
  • bouillon,
  • bebek,
  • ikan sardin,
  • makarel,
  • remis,
  • kerang.

2. Kandungan purin sedang (9-100 mg purin/ 100 gr bahan makanan), sebaiknya dibatasi;

  • maksimal 50-75 gr (1-1 ½ ptg) daging, unggas,
  • 1 mangkok (100 gr) sayuran sehari.
  • Daging sapi
  • Ayam,
  • Udang,
  • Kacang kering
  • Kacang hasil olah, seperti tahu dan tempe
  • Asparagus
  • Bayam
  • Daun singkong
  • Kangkung
  • Daun
  • Biji melinjo.
  • maksimal 50-75 gr (1-1 ½ ptg) ikan, kecuali ikan-ikanan yang ada dalam kategori purin tinggi

3. Kandungan purin rendah (dapat diabaikan), dapat dimakan setiap hari, antara lain seperti:

  • Nasi
  • Ubi
  • Singkong
  • Jagung
  • Roti
  • Mie
  • Bihun
  • Tepung beras
  • Cake , kue tart
  • Puding
  • Susu,
  • Keju,
  • Telur;
  • Minyak;
  • Gula;
  • Keju kering,
  • Sayuran dan buah-buahan (kecuali sayuran yanda ada dalam kategori purin sedang)

Jika sudah mengetahui jenis-jenis makanan apa saja yang harus dihindari, tentunya akan lebih mudah untuk mencegah timbulnya penyakit asam urat tersebut. Bagi Anda yang ingin mengetahui lebih jauh mengenai topik ini, silakan ajukan pertanyaan Anda di fitur Tanya Dokter Klikdokter.com di laman website kami.[](AN)

What’s going on 10 Muharram?! Peristiwa Penting di Bulan Muharram “Keutamaan puasa tanggal 9 dan 10 Muharram”


What’s going on 10 Muharram?!

Peristiwa Penting di Bulan Muharram

“Keutamaan puasa tanggal 9 dan 10 Muharram”

Hari ini adalah Hari Kamis tanggal 9 Muharram 1435 H. Besok adalah Kamis tanggal 10 Muharram 1435 H. Tiga hari ini adalah hari-hari yang dianjurkan untuk berpuasa sunnah.

Hari dimana disunahkan berpuasa sebagai bagian dari  9 Muharram, adalah hari disunahkan puasa Tasu’a. Sedangkan hari Sabtu, 10 Muharram, adalah hari disunahkan puasa ‘Asyura.

Sejarah puasa ‘Asyura

Hari ‘Asyura atau 10 Muharram adalah hari yang agung, pada hari tersebut Allah menyelamatkan nabi Musa dan Harun ‘alaihimas salam dan Bani Israil dari pengejaran Fir’aun dan bala tentaranya di Laut Merah. Untuk mensyukuri nikmat yang agung tersebut, kaum Yahudi diperintahkan untuk melaksanakan shaum ‘Asyura.

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ الله عَنْهُمَا، قَالَ: قَدِمَ النَّبِيُّ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ المَدِينَةَ فَرَأَى اليَهُودَ تَصُومُ يَوْمَ عَاشُورَاءَ، فَقَالَ: «مَا هَذَا؟»، قَالُوا: هَذَا يَوْمٌ صَالِحٌ هَذَا يَوْمٌ نَجَّى الله بَنِي إِسْرَائِيلَ مِنْ عَدُوِّهِمْ، فَصَامَهُ مُوسَى، قَالَ: «فَأَنَا أَحَقُّ بِمُوسَى مِنْكُمْ»، فَصَامَهُ، وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ

Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata: “Nabi shallallalhu ‘alaihi wa salam tiba di Madinah, maka beliau melihat orang-orang Yahudi berpuasa hari ‘Asyura. Beliau bertanya kepada mereka: “Ada apa ini?”

Mereka menjawab, “Ini adalah hari yang baik. Pada hari ini Allah menyelamatkan Bani Israil dari musuh mereka. Maka Nabi Musa berpuasa pada hari ini.”

Nabi shallallalhu ‘alaihi wa salam bersabda, “Saya lebih layak dengan nabi Musa dibandingkan kalian.” Maka beliau berpuasa ‘Asyura dan memerintahkan para shahabat untuk berpuasa ‘Asura.”(HR. Bukhari no. 2204 dan Muslim no. 1130)

Kaum musyrik Quraisy sendiri juga telah melaksanakan shaum ‘Asyura pada zaman jahiliyah. Mereka menganggap hari tersebut adalah hari yang agung sehingga mereka melakukan penggantian kain Ka’bah (kiswah) pada hari tersebut. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam juga telah melakukan puasa ‘Asyura sejak sebelum diangkat menjadi nabi sampai saat beliau berhijrah ke Madinah. Hal ini mengindikasikan, wallahu a’lam, puasa ‘Asyura diwarisi oleh kaum Quraisy dari ajaran nabi Ibrahim dan Ismail ‘alaihimas salam.

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ الله عَنْهَا قَالَتْ: كَانُوا يَصُومُونَ عَاشُورَاءَ قَبْلَ أَنْ يُفْرَضَ رَمَضَانُ، وَكَانَ يَوْمًا تُسْتَرُ فِيهِ الكَعْبَةُ، فَلَمَّا فَرَضَ الله رَمَضَانَ، قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَنْ شَاءَ أَنْ يَصُومَهُ فَلْيَصُمْهُ، وَمَنْ شَاءَ أَنْ يَتْرُكَهُ فَلْيَتْرُكْهُ»

Dari Aisyah radiyallahu ‘anha berkata: “Mereka biasa melakukan puasa pada hari ‘Asyura (10 Muharram) sebelum diwajibkannya puasa Ramadhan. Pada hari tersebut Ka’bah diberi kain penutup (kiswah). Ketika Allah mewajibkan puasa Ramadhan, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda: “Baarangsiapa ingin berpuasa ‘Asyura, silahkan ia berpuasa. Dan barangsiapa ingin tidak berpuasa ‘Asyura, silahkan ia tidak berpuasa.” (HR. Bukhari no. 1592)

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ الله عَنْهَا، قَالَتْ: «كَانَ يَوْمُ عَاشُورَاءَ تَصُومُهُ قُرَيْشٌ فِي الجَاهِلِيَّةِ، وَكَانَ رَسُولُ الله صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُهُ، فَلَمَّا قَدِمَ المَدِينَةَ صَامَهُ، وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ، فَلَمَّا فُرِضَ رَمَضَانُ تَرَكَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ، فَمَنْ شَاءَ صَامَهُ، وَمَنْ شَاءَ تَرَكَهُ»

Dari Aisyah radiyallahu ‘anha berkata: “Kaum musyrik Quraisy mengerjakan puasa pada hari ‘Asyura (10 Muharram) sejak zaman jahiliyah. Demikian pula Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam mengerjakan puasa ‘Asyura. Ketika beliau tiba di Madinah, maka beliau berpuasa ‘Asyura dan memerintahkan para sahabat untuk berpuasa. Kemudian ketika puasa Ramadhan diwajibkan, beliau meninggalkan puasa hari ‘Asyura. Maka barangsiapa ingin, ia boleh berpuasa ‘Asyura. Dan barangsiapa ingin, ia boleh tidak berpuasa.” (HR. Bukhari no. 2002 dan Muslim no. 1125, dengan lafal Bukhari)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam pada waktu di Madinah mewajibkan umat Islam untuk melaksanakan shaum ‘Asyura.

عَنْ سَلَمَةَ بْنِ الأَكْوَعِ رَضِيَ الله عَنْهُ، قَالَ: أَمَرَ النَّبِيُّ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَجُلًا مِنْ أَسْلَمَ: ” أَنْ أَذِّنْ فِي النَّاسِ: أَنَّ مَنْ كَانَ أَكَلَ فَلْيَصُمْ بَقِيَّةَ يَوْمِهِ، وَمَنْ لَمْ يَكُنْ أَكَلَ فَلْيَصُمْ، فَإِنَّ اليَوْمَ يَوْمُ عَاشُورَاءَ “

Dari Salamah bin Al-Akwa’ radhiyallahu ‘anhuma berkata: “Nabi shallallahu ‘alaihi wa salam memerintahkan seseorang dari suku Aslam: “Umumkanlah kepada masyarakat bahwa barangsiapa tadi pagi telah makan, maka hendaklah ia berpuasa pada sisa harinya. Dan barangsiapa belum makan tadi pagi, maka hendaklah ia berpuasa. Karena hari ini adalah hari Asyura’.” (HR. Bukhari no. 2007 dan Muslim no. 1824)

عَنِ الرُّبَيِّعِ بِنْتِ مُعَوِّذٍ، قَالَتْ: أَرْسَلَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ غَدَاةَ عَاشُورَاءَ إِلَى قُرَى الأَنْصَارِ: «مَنْ أَصْبَحَ مُفْطِرًا، فَلْيُتِمَّ بَقِيَّةَ يَوْمِهِ وَمَنْ أَصْبَحَ صَائِمًا، فَليَصُمْ»، قَالَتْ: فَكُنَّا نَصُومُهُ بَعْدُ، وَنُصَوِّمُ صِبْيَانَنَا، وَنَجْعَلُ لَهُمُ اللُّعْبَةَ مِنَ العِهْنِ، فَإِذَا بَكَى أَحَدُهُمْ عَلَى الطَّعَامِ أَعْطَيْنَاهُ ذَاكَ حَتَّى يَكُونَ عِنْدَ الإِفْطَارِ

Dari Rubayyi’ binti Mu’awwidz radhiyallahu ‘anha berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam mengirimkan seorang pemberi pengumuman pada pagi hari ‘Asyura ke kampung-kampung Anshar, untuk mengumumkan “Barangsiapa siapa tadi pagi telah makan, hendaklah ia menyempurnakannya sampai akhir hari ini (berpuasa) dan barangsiapa telah berpuasa sejak tadi pagi, maka hendaklah ia berpuasa.”

Sejak saat itu kami selalu berpuasa ‘Asyura dan kami jadikan anak-anak kecil kami berpuasa ‘Asyura. Kami membuatkan mainan boneka untuk mereka dari bulu domba. Jika salah seorang di antara mereka menangis karena lapar, maka kami berikan kepadanya mainana itu, begitulah sampai datangnya waktu berbuka.” (HR. Bukhari no. 1960 dan Muslim no. 1136)

Dengan turunnya kewajiban puasa Ramadhan, maka status hukum puasa ‘Asyura berubah dari wajib menjadi “sekedar” sunah.

Sejarah puasa Tasu’a

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا، قَالَ: حِينَ صَامَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ قَالُوا: يَا رَسُولَ اللهِ إِنَّهُ يَوْمٌ تُعَظِّمُهُ الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «فَإِذَا كَانَ الْعَامُ الْمُقْبِلُ إِنْ شَاءَ اللهُ صُمْنَا الْيَوْمَ التَّاسِعَ» قَالَ: فَلَمْ يَأْتِ الْعَامُ الْمُقْبِلُ، حَتَّى تُوُفِّيَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

Dari Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata: “Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam melakukan puasa ‘Asyura dan memerintahkan para sahabat untuk berpuasa ‘Asyura, maka para sahabat berkata: “Wahai Rasulullah, ia adalah hari yang diagungkan oleh kaum Yahudi dan Nasrani.”

Maka beliau bersabda, “Jika begitu, pada tahun mendatang kita juga akan berpuasa pada hari kesembilan, insya Allah.”

Ternyata tahun berikutnya belum datang, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam telah wafat.” (HR. Muslim no. 1134)

Keutamaan puasa Tasu’a dan ‘Asyura

  1. Wujud syukur kepada Allah yang telah menyelamatkan hamba-hamba-Nya yang beriman dari kejahatan orang-orang kafir, yaitu selamatnya Nabi Musa dan Harun ‘alaihimas salam bersama Bani Israil dari kejahatan Fir’aun dan bala tentaranya. Hadits yang menyebutkan hal ini telah disebutkan di atas.
  2. Meneladani nabi Musa, Harun dan Muhammad ‘alaihimus shalatu was salam, yang berpuasa pada hari ‘Asyura. Hadits yang menyebutkan hal ini telah disebutkan di atas.
  3. Meneladani para sahabat radhiyallahu ‘anhum yang melakukan puasa ‘Asyura, bahkan melatih anak-anak mereka untuk melakukan puasa ‘Asyura. Hadits yang menyebutkan hal ini telah disebutkan di atas.
  4. Menghapuskan dosa-dosa kecil selama setahun sebelumnya, selama kesyirikan dan dosa-dosa besar dijauhi.

Dari Abu Qatadah Al-Anshari radhiyallahu ‘anhu bahwasanya:

وَسُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَاشُورَاءَ؟ فَقَالَ: «يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ»

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam ditanya tentang puasa hari ‘Asyura, maka beliau bersabda: “Ia dapat menghapuskan dosa-dosa kecil setahun yang lalu.”(HR. Muslim no. 1162)

Tingkatan puasa Tasu’a dan ‘Asyura

Para ulama menjelaskan ada tiga tingkatan terkait puasa Tasu’a dan ‘Asyura:

  1. Puasa satu hari saja yaitu pada hari ‘Asyura. Hadits-haditsnya telah disebutkan di atas.
  2. Puasa dua hari, yaitu hari Tasu’a dan hari ‘Asyura. Hadits-haditsnya telah disebutkan di atas.
  3. Puasa tiga hari, yaitu sehari sebelum ‘Asyura (yaitu hari Tasu’a), hari ‘Asyura dan sehari setelahnya (tanggal 11 Muharram). Pendapat disunahkan puasa sehari setelah ‘Asyura ini didasarkan kepada sebuah riwayat dari Ibnu Abbas. Hanya saja ia bukan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa salam, melainkan perkataan Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu dan sanadnya lemah.

Meski demikian ia bisa dibolehkan berdasarkan keumuman hadits-hadits yang menganjurkan puasa tiga hari setiap bulan. Misalnya hadits,

قَالَ أَبُو هُرَيْرَةَ: أَوْصَانِي خَلِيلِي بِثَلَاثٍ: ” صَوْمِ ثَلَاثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ، وَصَلَاةِ الضُّحَى، وَلَا أَنَامُ إِلَّا عَلَى وِتْرٍ

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata; “Kekasihkau (Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam) berwasiat kepadaku dengan tiga hal; puasa tiga hari setiap bulan, shalat dhuha dan tidak tidur kecuali setelah melakukan shalat witir.”

Bulan Muharam merupakan bulan keberkatan dan rahmat kerana bermula dari bulan inilah berlakunya segala kejadian alam ini. Bulan Muharam juga merupakan bulan yang penuh sejarah, di mana banyak peristiwa yang berlaku sebagai menunjukkan kekuasaan dan kasih sayang Allah kepada makhluk-nya.

Pada bulan ini juga, Allah mengurniakan mujizat kepada Nabi-Nabi-nya sebagai penghormatan kepada mereka dan juga limpah kurnianya yang terbesar iaitu ampunan dan keredhaan bagi hambanya. Sebagai tanda kesyukuran kepadanya, maka hamba-hambanya mempersembahkan ibadah mereka (antara mereka dengan Allah) sebagai hadiah kepada Allah, namun dengan itu, masih belum dapat lagi membalas kurniaan Allah yang sungguh bernilai.

Berikut adalah kejadian – kejadian penting dan bersejarah pada bulan muharram, kejadian yg mencerminkan peristiwa penting & mencerminkan kegemilangan bagi perjuangan yang gigih dan tabah dalam menegakkan keadilah dan kebenaran.

Ø  Nabi Adam bertaubat kepada Allah.

Ø  Nabi Idris diangkat oleh Allah ke langit.

Ø  Nabi Nuh diselamatkan Allah keluar dari perahunya sesudah bumi ditenggelamkan selama enam bulan.

Ø  Nabi Ibrahim diselamatkan Allah dari pembakaran Raja Namrud.

Ø  Allah menurunkan kitab Taurat kepada Nabi Musa.

Ø  Nabi Yusuf dibebaskan dari penjara.

Ø  Penglihatan Nabi Yaakob yang kabur dipulihkkan Allah.

Ø  Nabi Ayub dipulihkan Allah dari penyakit kulit yang dideritainya.

Ø  Nabi Yunus selamat keluar dari perut ikan paus setelah berada di dalamnya selama 40 hari 40 malam.

Ø  Laut Merah terbelah dua untuk menyelamatkan Nabi Musa dan pengikutnya dari tentera Firaun.

Ø  Kesalahan Nabi Daud diampuni Allah.

Ø  Nabi Sulaiman dikurniakan Allah kerajaan yang besar.

Ø  Hari pertama Allah menciptakan alam.

Ø  Hari Pertama Allah menurunkan rahmat.

Ø  Hari pertama Allah menurunkan hujan.

Ø  Allah menjadikan ‘Arasy.

Ø  Allah menjadikan Luh Mahfuz.

Ø  Allah menjadikan alam.

Ø  Allah menjadikan Malaikat Jibril.

Ø  Nabi Isa diangkat ke langit.

Dialah DELISA Asli, Korban Tsunami Yang Kisahnya Di-Film-Kan Dalam “Hafalan Shalat Delisa”.


delisa

HAFALAN SHALAT DELISA

Dialah DELISA Asli, Korban Tsunami Yang Kisahnya Di-Film-Kan Dalam “Hafalan Shalat Delisa”.

Meski Salah Satu Kakinya Telah Diamputasi, Dia Tetap Tegar Berdiri Ditengah Panggung Peringatan 8 Tahun Tsunami Yang Dipusatkan Di Museum Tsunami Banda Aceh Siang Tadi.

Nama Lengkapnya Adalah DELISA FITRI RAHMADANI, Ia Biasa Dipanggil DELISA. Gadis Tersebut Lahir Di Ulee Lheu Banda Aceh 15 Desember 1997 Silam. Saat Kejadian Itu, Ia Masih Berusia 8 Tahun 15 Hari. Waktu Itu Ia Masih Duduk Di Kelas Dua MIN Ulee Lheu Banda Aceh. Ia Tidak Hanya Kehilangan Kaki Kirinya, Namun Ibunya, Salamah Dan Ketiga Saudara Kandungnya Juga Ikut Ditelan Gelombang Maha Dahsyat Tersebut.

Kini DELISA Menjalani Hari-Harinya Dengan Bantuan Tongkat Dan Kaki Palsunya. Ia Tinggal Bersama Ayahnya Bakhtiar Dan Seorang Abangnya Yang Selamat. Ia Kini Duduk Di Kleas Satu SMK 5 Telkom Banda Aceh. Sejak Masih SMP, Ia Pernah Menjadi Juara Umum Disekolahnya. Tidak Hanya Menonjol Dalam Prestasi Akademik, Gadis Ini Juga Lihai Memainkan Alat Musik Keyboard.

“Saya Berterima Kasih Kepada Allah, Yang Telah Mengambil Salah Satu Kaki Saya, Diluar Sana Masih Banyak Delisa-Delisa Lain Yang Mungkin Lebih Dari Saya” Ujarnya. Kelak, DELISA Bercita-Cita Ingin Menjadi Pemain Musik Dan Pengarang Buku. Ia Juga Berkeinginan Membuat Komunitas Untuk Anak-Anak Cacat, Sebuah Keinginan Yang Sangat Mulia Tentunya. Tetap Semangat Dek DELISA, Do’a Kami Selalu Menyertai Mu Dalam Menggapai Cita-Cita Mulia, Amiin..!!

Semoga bermanfaat dan Dapat Diambil Hikmah-Nya..
Silahkan DI SHARE jika menurut sahabat note ini bermanfaat..

———————————

Rote prayers DELISA

He is DELISA Original , Tsunami Victims The Story In – Movie  In ” Memory Delisa Prayer ” .

Although Amputees Has One Of Her feet , She’s Still Standing Amid Tough Stage 8 Years Tsunami Warning The Focused In Banda Aceh Tsunami Museum Day Earlier .

The full name is Fitri DELISA Rahmadani , He Called Ordinary DELISA . Such girls Ulee Lheu Born In Banda Aceh December 15, 1997 AGO . When Genesis was , he still Aged 8 Years 15 Days . Time That He Still Sitting In Class Two Ulee Lheu MIN Banda Aceh . He not only lost his left leg , but his mother , three siblings Salamah And Also Joining swallowed Most Powerful Such waves .

DELISA now spends his days Sticks And Feet With The Help Of His False . He Lives With His brother father Bakhtiar And A Survivors . He now Sitting In The Kleas SMK Telkom 5 Banda Aceh . Still since junior high , He Ever Become Champion in school . Not Just Stand In Academic Achievement , Girl ‘s Also Good at Playing Keyboard Instruments .

” I am thankful to God , Who Has One Of Taking My Feet , Many Still Out There – Delisa Delisa Other Potentially More From Me ” She said. Later , DELISA Dreamed Wants to Be a Player Music And Book Author . He also Desiring Creating Community For Disabled Children , A Desire The Very Venerable course . The spirit remains deck DELISA , Benediction We Always Accompany You In Achieving Your Goals, Noble , Ameen ..!

Hopefully useful and Taken to His Wisdom ..
Please IN SHARE if according to this note useful companions ..

Filter Rokok Memang Dari Darah Babi


Ternyata Benar!!! Filter Rokok Memang Dari Darah Babi

rokok dari darah babi

Ketua Komisi Nasional Pengendalian Tembakau (Komnas PT), DR Hakim Sarimuda Pohan, mengungkapkan bahwa dalam filter rokok yang banyak digunakan di Indonesia terkandung bahan yang berasal dari darah babi.

Hemoglobin atau protein darah babi digunakan dalam filter rokok untuk menyaring racun kimia agar tidak masuk ke dalam paru-paru perokok, kata Hakim saat menjadi pembicara dalam dialog bahaya merokok bagi kehidupan berbangsa di Balaikota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Rabu.

Ia meyakini bahwa filter yang digunakan untuk rokok yang beredar di Indonesia merupakan filter impor yang mengandung komponen dari darah babi. Menurutnya, semua itu diketahui setelah adanya pernyataan yang diungkapkan ahli dari Australia atau Profesor Kesehatan Masyarakat dari Universitas Sydney, Simon Chapman.

Profesor di Australia memperingatkan

kelompok agama tertentu terkait dugaan adanya kandungan sel darah babi pada filter rokok. Profesor Simon Chapman menyatakan itu merujuk pada penelitian di Belanda yang mengungkap bahwa 185 perusahaan berbeda menggunakan hemoglobin babi sebagai bahan pembuat filter rokok.

Menurut Hakim, sudah selayaknya umat Muslim yang mayoritas di Indonesia ini menjauhi barang yang nyata-nyata dilarang agama tersebut. Bukan hanya kaum Muslim, tetapi kaum Yahudi juga melarang pemanfaatan babi untuk keperluan seperti itu, tambahnya dalam dialog dalam rangkaian sosialisasi peraturan daerah (Perda) yang melarang merokok di tempat tertentu.

Dalam dialog yang dihadiri ratusan peserta dari kalangan PNS, pengelola hotel, restoran, dan pengelola tempat-tempat umum tersebut juga dihadiri Wali Kota Banjarmasin Haji Muhidin dengan moderator Kepala Dinas Kesehatan setempat, drg Diah R Praswasti.

Dalam dialog tersebut dilangsungkan dengan tanya jawab yang antara lain disarankan perlunya Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang mengharamkan merokok.

Kenapa Ayam Mampu Melihat Malaikat, Sedangkan Keledai Tidak? “Why Chicken Able saw the angel , while Donkey Not ?”


Kenapa Ayam Mampu Melihat Malaikat, Sedangkan Keledai Tidak?

Kenapa Ayam Mampu Melihat Malaikat, Sedangkan Keledai Tidak?

Banyak sudah penelitian ilmiah yang membuktikan kebenaran sabda-sabda Nabi SAW secara ilmiah. Berikut ini adalah salah satunya. Nabi SAW bersabda:

إِذَا سَمِعْتُمْ صِيَاحَ الدِّيَكَةِ، فَاسْأَلُوا اللهَ مِنْ فَضْلِهِ، فَإِنَّهَا رَأَتْ مَلكًا وَإِذَا سَمِعْتُمْ نَهِيقَ الْحِمَارِ، فَتَعَوَّذُوا بِاللهِ مِنْ الشَّيْطَانِ، فَإِنَّهُ رَأَى شَيْطَانًا

“Bila engkau mendengar suara ayam jantan maka mintalah karunia kepada Allah karena ia melihat malaikat, sedangkan bila engkau mendengar ringkikan keledai, maka berlindunglah kepada Allah dari Setan karena dia melihat setan.” (Shahih, diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim)

Kita sering kali mendengar hadits ini tetapi bisa jadi jarang memikirkannya dan tidak terlintas dalam benak kita untuk meneliti secara ilmiah mengapa itu terjadi.

Kemampuan sistem visual manusia di dunia ini terbatas. Dalam hal ini justru kalah dengan sistem visual keledai dan ayam jantan. Pandangan mata manusia terbatas dan tidak dapat melihat apa yang berada di bawah sinar infra merah atau di atas sinar ultraviolet.

Tapi kemampuan indera ayam jantan dan keledai melewati batas itu. Pertanyaannya sekarang, bagaimana keledai dan ayam bisa melihat setan dan malaikat, bukan sebaliknya ?

Keledai itu dapat melihat dengan sinar infra merah, sedangkan setan sendiri berasal dari jin yang diciptakan dari api. Artinya, setan termasuk dalam lingkup infra merah. Karena itulah, keledai dapat melihat setan, tetapi tidak bisa melihat malaikat.
Adapun ayam jantan, ia mampu melihat sinar ultraviolet, sedangkan malaikat diciptakan dari cahaya, artinya dari sinar ultraviolet. Karena itulah, malaikat dapat dilihat oleh ayam jantan.

Hal ini menjelaskan kepada kita mengapa setan melarikan diri saat disebutkan nama Allah. Penyebabnya adalah karena para malaikat datang ke tempat yang disebut nama Allah itu, sehingga setan melarikan diri.

Mengapa setan menghindar bila ada malaikat ?

Jawabannya adalah karena setan terganggu bila melihat cahaya malaikat. Dengan kata lain, jika sinar ultraviolet bertemu dengan sinar inframerah di satu tempat, maka sinar merah memudar.

Maha Besar Allah atas segala kuasa Nya…

Wallahu ‘alam bishawab

—————————————————————–

Why Chicken Able saw the angel , while Donkey Not ?

Many scientific studies have proved the truth of the sayings of the Prophet SAW scientifically . Here is one of them . The Prophet SAW said :

إِذَا سَمِعْتُمْ صِيَاحَ الدِّيَكَةِ، فَاسْأَلُوا اللهَ مِنْ فَضْلِهِ، فَإِنَّهَا رَأَتْ مَلكًا وَإِذَا سَمِعْتُمْ نَهِيقَ الْحِمَارِ، فَتَعَوَّذُوا بِاللهِ مِنْ الشَّيْطَانِ، فَإِنَّهُ رَأَى شَيْطَانًا

” When you hear the sound of roosters then ask for the gift of God because he saw the angel , whereas when you hear the braying of donkeys , seek refuge in Allah from Satan because he saw the devil . ” ( Saheeh , narrated by Bukhari and Muslim )

We often hear this hadith but may rarely think about it and it did not cross our minds to scientifically examine why it happened .

The ability of the human visual system in the world is limited . In this case it lost the visual system donkeys and roosters . Limited view of the human eye and can not see what is under infrared rays or ultraviolet light above .

But the faculties rooster and donkey cross that line . The question is now , how donkeys and chickens can see demons and angels , not the other way around?

The donkey can see infrared light , while the devil himself comes from the jinn were created from fire . That is, the devil included in the scope of the infra- red . That’s why , donkey can see demons , but could not see the angel .
As for the rooster , he was able to see ultraviolet light , while the angels were created from light , means of ultraviolet light . Therefore, angels can be seen by a rooster .

This explains to us why the devil flee when God’s name is mentioned . The reason is that the angels came to a place called God ‘s name , so that the demons flee .

Why the devil dodge if there is an angel ?

The answer is because the devil disturbed when viewing angel of light . In other words , if the ultraviolet rays infrared rays meet in one place , then the red light faded .

Almighty God for all His power …

Wallahu ‘alam bishawab

Jadwal Libur Nasional dan Cuti Bersama Tahun 2014


Jadwal Libur Nasional dan Cuti Bersama Tahun 2014

Libur Nasional dan Cuti Bersama 2014, Libur Nasional 2014, SKB 3 Menteri tentang hari libur dan cuti bersama 2014, SKB Tiga menteri tentang cuti bersama 2014, Libur 2014, Cuti Bersama 2014, Libur, Nasional, Cuti, Bersama, Tahun, 2014, Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2014, Cetak Kalender 2014, Desain Kalender 2014, Desain kalender 2014 coreldraw cdr vector
Libur panjang menyambut Idul Fitri 1434 H baru saja berakhir. Bagi Anda yang bersiap-siap merencanakan agenda pada 2014 mendatang, perlu memperhatikan jadwal libur nasional yang telah ditetapkan tiga menteri di Jakarta, Rabu (21/8) pagi.
Ketiga menteri yaitu Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB) Azwar Abubakar , Menteri Agama yang diwakili Sesjen Kemenag Bahrul Hayat,  dan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Menakertrans) yang diwakili Sesjen Kemenakertrans Muchtar Lutfhi, telah menandatangani Surat Keputusan Bersama (SKB) Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama Tahun 2014 disaksikan Menko Kesra HR. Agung Laksono, di kantor Kemenko Kesra, Jakarta, pagi tadi.
Menko Kesra Agung Laksono mengatakan, dibanding tahun-tahun sebelumnya, pada 2014 terdapat tambahan hari libur nasional, yaitu pada 1 Mei karena sesuai dengan Keputusan Presiden Nomor 24 Tahun 2013 telah ditetapkan menjadi Hari Libur Nasional.
“Mulai 2014,
Hari Buruh Internasional pada 1 Mei telah ditetapkan menjadi Hari Libur Nasional. Jadi, hari libur nasional bertambah 1 hari menjadi 14 hari,” kata Menko Kesra Agung Laksono dalam jumpa pers di kantor Kementerian Menko Kesra, Jakarta, Rabu (21/8).
Kalender-2014
Dengan penambahan 1 Mei sebagai hari libur nasional, maka Hari Libur Nasional pada 2014 secara lengkap adalah:
1 Januari (Rabu), Tahun Baru 2014;
14 Januari (Selasa), Maulid Nabi Muhammad SAW;
31 Januari (Jumat), Tahun Baru Imlek 2565;
31 Maret (Senin), Nyepi Tahun Baru Saka 1936;
18 April (Jumat), Wafat Isa Al Masih;
1 Mei (Kamis), Hari Buruh Internasional;
15 Mei (Kamis), Hari Raya Waisak 2558;
27 Mei (Selasa), Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW;
29 Mei (Kamis), Kenaikan Isa Al Masih’
28-29 Juli (Senin-Selasa), Hari Raya Idul Fitri 1435 Hijriah;
17 Agustus (Minggu), Hari Kemerdekaan RI;
5 Oktober (Minggu), Hari Raya Idul Adha 1435 Hijriah;
25 Oktober (Sabtu), Tahun Baru Islam 1436 Hijriah;
25 Desember (Kamis), Hari Raya Natal;
Selain Hari Libur Nasional, pada 2014 mendatang, pemerintah masih memberikan waktu untuk Cuti Bersama, yaitu:
30-31 Juli dan 1 Agustus (Rabu-Jumat) untuk Hari Raya Idul Fitri 1435 Hijriah;
26 Desember (Jumat) untuk Hari Raya Natal.
Menteri PAN-RB Azwar Abubakar mengatakan,  berdasarkan pengalaman tahun ini, setelah menjalani cuti bersama para PNS menjadi lebih fresh, dan bisa masuk kerja pada hari pertama masuk kerja.
Pemerintah mengapresiasi pegawai yang mematuhi Permen PAN No. 87/2005 yang menyatakan bahwa PNS tidak boleh mengambil cuti tahunan setelah cuti bersama.
“Bagi yang melanggar, sanksi sudah menunggu, mulai dari teguran lisan sampai pemberhentian tidak dengan hormat,” ujar Azwar.
Ia menyebutkan, sanksi tersebut dengan jelas diatur dalam PP No. 53/2010 tentang Disiplin PNS. “Dalam sidang Bapek, hampir tujuh puluh persen PNS yang diberhentikan karena tidak masuk kerja lebih dari 46 hari dalam setahun,” imbuh Menteri.
Salah satu yang menarik terkait dengan penetapan libur nasional ini, ada 4 hari libur yang jatuh pada bulan Mei. Bahkan, ada dua hari libur yang  jatuh dalam  minggu yang sama, yakni tanggal 27 (Selasa) dan 29 (Kamis). Terkait dengan hal ini, Azwar mengimbau para PNS tidak mbolos di sela-sela hari libur nasional tersebut.
Selain itu, kalau para pegawai akan mengambil cuti, pimpinan instansi pemerintah diminta menyusun jadwal yang baik, siapa yang boleh mengambil cuti dan siapa yang cutinya ditunda. “Jadi tidak semua pegawai ambil cuti pada hari yang sama. Jangan sampai kantor pemerintah kosong, terlebih bagi instansi yang menyelenggarakan pelayanan publik,” tegas Menteri.

(Humas Kemenko Kesra/ES) – Sumber : http://setkab.go.id

SEJARAH SHAUM ‘ASYURO ” Puasa Muharram Or Puasa Asyuro ”


SEJARAH SHAUM ‘ASYURO ” Puasa Muharram Or Puasa Asyuro “

Hari ‘Asyura atau 10 Muharram adalah hari yang agung, pada hari tersebut Allah menyelamatkan nabi Musa dan Harun ‘alaihimas salam dan Bani Israil dari pengejaran Fir’aun dan bala tentaranya di Laut Merah. Untuk mensyukuri nikmat yang agung tersebut, kaum Yahudi diperintahkan untuk melaksanakan shaum ‘Asyura.

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ الله عَنْهُمَا، قَالَ: قَدِمَ النَّبِيُّ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ المَدِينَةَ فَرَأَى اليَهُودَ تَصُومُ يَوْمَ عَاشُورَاءَ، فَقَالَ: «مَا هَذَا؟»، قَالُوا: هَذَا يَوْمٌ صَالِحٌ هَذَا يَوْمٌ نَجَّى الله بَنِي إِسْرَائِيلَ مِنْ عَدُوِّهِمْ، فَصَامَهُ مُوسَى، قَالَ: «فَأَنَا أَحَقُّ بِمُوسَى مِنْكُمْ»، فَصَامَهُ، وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ

Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata: “Nabi shallallalhu ‘alaihi wa salam tiba di Madinah, maka beliau melihat orang-orang Yahudi berpuasa hari ‘Asyura. Beliau bertanya kepada mereka: “Ada apa ini?”Mereka menjawab, “Ini adalah hari yang baik. Pada hari ini Allah menyelamatkan Bani Israil dari musuh mereka. Maka Nabi Musa berpuasa pada hari ini.”Nabi shallallalhu ‘alaihi wa salam bersabda, “Saya lebih layak dengan nabi Musa dibandingkan kalian.” Maka beliau berpuasa ‘Asyura dan memerintahkan para shahabat untuk berpuasa ‘Asura.”(HR. Bukhari no. 2204 dan Muslim no. 1130)

Kaum musyrik Quraisy sendiri juga telah melaksanakan shaum ‘Asyura pada zaman jahiliyah. Mereka menganggap hari tersebut adalah hari yang agung sehingga mereka melakukan penggantian kain Ka’bah (kiswah) pada hari tersebut. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam juga telah melakukan puasa ‘Asyura sejak sebelum diangkat menjadi nabi sampai saat beliau berhijrah ke Madinah. Hal ini mengindikasikan, wallahu a’lam, puasa ‘Asyura diwarisi oleh kaum Quraisy dari ajaran nabi Ibrahim dan Ismail‘alaihimas salam.

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ الله عَنْهَا قَالَتْ: كَانُوا يَصُومُونَ عَاشُورَاءَ قَبْلَ أَنْ يُفْرَضَ رَمَضَانُ، وَكَانَ يَوْمًا تُسْتَرُ فِيهِ الكَعْبَةُ، فَلَمَّا فَرَضَ الله رَمَضَانَ، قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَنْ شَاءَ أَنْ يَصُومَهُ فَلْيَصُمْهُ، وَمَنْ شَاءَ أَنْ يَتْرُكَهُ فَلْيَتْرُكْهُ»

Dari Aisyah radiyallahu ‘anha berkata: “Mereka biasa melakukan puasa pada hari ‘Asyura (10 Muharram) sebelum diwajibkannya puasa Ramadhan. Pada hari tersebut Ka’bah diberi kain penutup (kiswah). Ketika Allah mewajibkan puasa Ramadhan, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda: “Baarangsiapa ingin berpuasa ‘Asyura, silahkan ia berpuasa. Dan barangsiapa ingin tidak berpuasa ‘Asyura, silahkan ia tidak berpuasa.” (HR. Bukhari no. 1592)

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ الله عَنْهَا، قَالَتْ: «كَانَ يَوْمُ عَاشُورَاءَ تَصُومُهُ قُرَيْشٌ فِي الجَاهِلِيَّةِ، وَكَانَ رَسُولُ الله صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُهُ، فَلَمَّا قَدِمَ المَدِينَةَ صَامَهُ، وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ، فَلَمَّا فُرِضَ رَمَضَانُ تَرَكَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ، فَمَنْ شَاءَ صَامَهُ، وَمَنْ شَاءَ تَرَكَهُ»

Dari Aisyah radiyallahu ‘anha berkata: “Kaum musyrik Quraisy mengerjakan puasa pada hari ‘Asyura (10 Muharram) sejak zaman jahiliyah. Demikian pula Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam mengerjakan puasa ‘Asyura. Ketika beliau tiba di Madinah, maka beliau berpuasa ‘Asyura dan memerintahkan para sahabat untuk berpuasa. Kemudian ketika puasa Ramadhan diwajibkan, beliau meninggalkan puasa hari ‘Asyura. Maka barangsiapa ingin, ia boleh berpuasa ‘Asyura. Dan barangsiapa ingin, ia boleh tidak berpuasa.” (HR. Bukhari no. 2002 dan Muslim no. 1125, dengan lafal Bukhari)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam pada waktu di Madinah mewajibkan umat Islam untuk melaksanakan shaum ‘Asyura.

عَنْ سَلَمَةَ بْنِ الأَكْوَعِ رَضِيَ الله عَنْهُ، قَالَ: أَمَرَ النَّبِيُّ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَجُلًا مِنْ أَسْلَمَ: ” أَنْ أَذِّنْ فِي النَّاسِ: أَنَّ مَنْ كَانَ أَكَلَ فَلْيَصُمْ بَقِيَّةَ يَوْمِهِ، وَمَنْ لَمْ يَكُنْ أَكَلَ فَلْيَصُمْ، فَإِنَّ اليَوْمَ يَوْمُ عَاشُورَاءَ “

Dari Salamah bin Al-Akwa’ radhiyallahu ‘anhuma berkata: “Nabi shallallahu ‘alaihi wa salam memerintahkan seseorang dari suku Aslam: “Umumkanlah kepada masyarakat bahwa barangsiapa tadi pagi telah makan, maka hendaklah ia berpuasa pada sisa harinya. Dan barangsiapa belum makan tadi pagi, maka hendaklah ia berpuasa. Karena hari ini adalah hari Asyura’.” (HR. Bukhari no. 2007 dan Muslim no. 1824)

عَنِ الرُّبَيِّعِ بِنْتِ مُعَوِّذٍ، قَالَتْ: أَرْسَلَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ غَدَاةَ عَاشُورَاءَ إِلَى قُرَى الأَنْصَارِ: «مَنْ أَصْبَحَ مُفْطِرًا، فَلْيُتِمَّ بَقِيَّةَ يَوْمِهِ وَمَنْ أَصْبَحَ صَائِمًا، فَليَصُمْ»، قَالَتْ: فَكُنَّا نَصُومُهُ بَعْدُ، وَنُصَوِّمُ صِبْيَانَنَا، وَنَجْعَلُ لَهُمُ اللُّعْبَةَ مِنَ العِهْنِ، فَإِذَا بَكَى أَحَدُهُمْ عَلَى الطَّعَامِ أَعْطَيْنَاهُ ذَاكَ حَتَّى يَكُونَ عِنْدَ الإِفْطَارِ

Dari Rubayyi’ binti Mu’awwidz radhiyallahu ‘anha berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam mengirimkan seorang pemberi pengumuman pada pagi hari ‘Asyura ke kampung-kampung Anshar, untuk mengumumkan “Barangsiapa siapa tadi pagi telah makan, hendaklah ia menyempurnakannya sampai akhir hari ini (berpuasa) dan barangsiapa telah berpuasa sejak tadi pagi, maka hendaklah ia berpuasa.”

Sejak saat itu kami selalu berpuasa ‘Asyura dan kami jadikan anak-anak kecil kami berpuasa ‘Asyura. Kami membuatkan mainan boneka untuk mereka dari bulu domba. Jika salah seorang di antara mereka menangis karena lapar, maka kami berikan kepadanya mainana itu, begitulah sampai datangnya waktu berbuka.” (HR. Bukhari no. 1960 dan Muslim no. 1136)

Dengan turunnya kewajiban puasa Ramadhan, maka status hukum puasa ‘Asyura berubah dari wajib menjadi “sekedar” sunah.

SEJARAH SHAUM TASU’A

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا، قَالَ: حِينَ صَامَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ قَالُوا: يَا رَسُولَ اللهِ إِنَّهُ يَوْمٌ تُعَظِّمُهُ الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «فَإِذَا كَانَ الْعَامُ الْمُقْبِلُ إِنْ شَاءَ اللهُ صُمْنَا الْيَوْمَ التَّاسِعَ» قَالَ: فَلَمْ يَأْتِ الْعَامُ الْمُقْبِلُ، حَتَّى تُوُفِّيَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

Dari Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata: “Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam melakukan puasa ‘Asyura dan memerintahkan para sahabat untuk berpuasa ‘Asyura, maka para sahabat berkata: “Wahai Rasulullah, ia adalah hari yang diagungkan oleh kaum Yahudi dan Nasrani.”Maka beliau bersabda, “Jika begitu, pada tahun mendatang kita juga akan berpuasa pada hari kesembilan, insya Allah.”Ternyata tahun berikutnya belum datang, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam telah wafat.” (HR. Muslim no. 1134)

KEUTAMAAN SHAUM TASU’A & ASYURO

1. Wujud syukur kepada Allah yang telah menyelamatkan hamba-hamba-Nya yang beriman dari kejahatan orang-orang kafir, yaitu selamatnya Nabi Musa dan Harun ‘alaihimas salam bersama Bani Israil dari kejahatan Fir’aun dan bala tentaranya. Hadits yang menyebutkan hal ini telah disebutkan di atas.

2. Meneladani nabi Musa, Harun dan Muhammad ‘alaihimus shalatu was salam, yang berpuasa pada hari ‘Asyura. Hadits yang menyebutkan hal ini telah disebutkan di atas.

3. Meneladani para sahabat radhiyallahu ‘anhum yang melakukan puasa ‘Asyura, bahkan melatih anak-anak mereka untuk melakukan puasa ‘Asyura. Hadits yang menyebutkan hal ini telah disebutkan di atas.

4. Menghapuskan dosa-dosa kecil selama setahun sebelumnya, selama kesyirikan dan dosa-dosa besar dijauhi.Dari Abu Qatadah Al-Anshari radhiyallahu ‘anhu bahwasanya:

وَسُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَاشُورَاءَ؟ فَقَالَ: «يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ»

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam ditanya tentang puasa hari ‘Asyura, maka beliau bersabda: “Ia dapat menghapuskan dosa-dosa kecil setahun yang lalu.”(HR. Muslim no. 1162)

TINGKATAN SHAUM TASU’A & ASYURO

Para ulama menjelaskan ada tiga tingkatan terkait puasa Tasu’a dan ‘Asyura:

1. Puasa satu hari saja yaitu pada hari ‘Asyura. Hadits-haditsnya telah disebutkan di atas.

2. Puasa dua hari, yaitu hari Tasu’a dan hari ‘Asyura. Hadits-haditsnya telah disebutkan di atas.

3. Puasa tiga hari, yaitu sehari sebelum ‘Asyura (yaitu hari Tasu’a), hari ‘Asyura dan sehari setelahnya (tanggal 11 Muharram). Pendapat disunahkan puasa sehari setelah ‘Asyura ini didasarkan kepada sebuah riwayat dari Ibnu Abbas. Hanya saja ia bukan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa salam, melainkan perkataan Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu dan sanadnya lemah.Meski demikian ia bisa dibolehkan berdasarkan keumuman hadits-hadits yang menganjurkan puasa tiga hari setiap bulan. Misalnya hadits,

قَالَ أَبُو هُرَيْرَةَ: أَوْصَانِي خَلِيلِي بِثَلَاثٍ: ” صَوْمِ ثَلَاثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ، وَصَلَاةِ الضُّحَى، وَلَا أَنَامُ إِلَّا عَلَى وِتْرٍ

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata; “Kekasihkau (Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam) berwasiat kepadaku dengan tiga hal; puasa tiga hari setiap bulan, shalat dhuha dan tidak tidur kecuali setelah melakukan shalat witir.” (HR. Abu Daud no. 1432, Ahmad no. 7512, Abu Ya’la no. 2619, Abdur Razzaq no. 2849 dan Ibnu Khuzaimah no. 1222, hadits shahih)

Wallahu a’lam bish-shawab

————————————-

HISTORY shaum ‘ ASYURO ” Fasting Muharram Or Asyuro “

Day of ‘ Ashura or the 10th of Muharram is a great day , the day God saved Moses and Aaron ‘ alaihimas greetings and the Children of Israel from Pharaoh and his army chase in the Red Sea . For the great ingratitude , the Jews were ordered to carry out shaum ‘ Ashura .

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ الله عَنْهُمَا، قَالَ: قَدِمَ النَّبِيُّ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ المَدِينَةَ فَرَأَى اليَهُودَ تَصُومُ يَوْمَ عَاشُورَاءَ، فَقَالَ: «مَا هَذَا؟»، قَالُوا: هَذَا يَوْمٌ صَالِحٌ هَذَا يَوْمٌ نَجَّى الله بَنِي إِسْرَائِيلَ مِنْ عَدُوِّهِمْ، فَصَامَهُ مُوسَى، قَالَ: «فَأَنَا أَحَقُّ بِمُوسَى مِنْكُمْ»، فَصَامَهُ، وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ
From Ibn Abbas radi ‘ anhuma said : ” The Prophet shallallalhu ‘ alaihi wa salam arrived in Madinah , then he saw the Jews fasting the day of ‘ Ashura . He asked them : “What is this ? ” They replied , ” It was a good day . On this day Allah saved the Children of Israel from their enemies . So the Prophet Musa fasted on this day . ” Shallallalhu Prophet ‘ alaihi wa salam said , ” I am more worthy of the prophet Moses than you . ” So he is fasting ‘ Ashura and ordered the Companions to fast ‘ Asura . ” ( Narrated by Bukhari no. 2204 and Muslim no. 1130 )

Quraysh polytheists themselves have also been carrying out shaum ‘ Ashura at the time of ignorance . They consider the day is great day so they did the replacement fabric Kaaba ( kiswah ) on that day . Prophet sallallaahu ‘ alaihi wa salam has also done fasting ‘ Ashura since before he was appointed as a prophet until he emigrated to Madinah . This indicates , wallahu knows best , fasting ‘ Ashura inherited by the Quraysh of the teachings of the prophet Ibrahim and Ismail’alaihimas greetings .

عن عائشة رضي الله عنها قالت : كانوا يصومون عاشوراء قبل أن يفرض رمضان , وكان يوما تستر فيه الكعبة , فلما فرض الله رمضان , قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : « من شاء أن يصومه فليصمه , ومن شاء أن يتركه فليتركه »

From Aisha Radiyallahu ‘ anha said : ” They used to fast on the day of ‘ Ashura ( 10th of Muharram ) before the fasting of Ramadan compulsory . On these days given the cloth covering the Kaaba ( kiswah ) . When God requires fasting of Ramadan , the Prophet sallallaahu ‘ alaihi wa salam said : ” Baarangsiapa want to fast ‘ Ashura , please he fasted . And whoever does not want to fast ‘ Ashura , please he is not fasting . ” ( Narrated by Bukhari no. 1592 )

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ الله عَنْهَا قَالَتْ: كَانُوا يَصُومُونَ عَاشُورَاءَ قَبْلَ أَنْ يُفْرَضَ رَمَضَانُ، وَكَانَ يَوْمًا تُسْتَرُ فِيهِ الكَعْبَةُ، فَلَمَّا فَرَضَ الله رَمَضَانَ، قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَنْ شَاءَ أَنْ يَصُومَهُ فَلْيَصُمْهُ، وَمَنْ شَاءَ أَنْ يَتْرُكَهُ فَلْيَتْرُكْهُ»

From Aisha Radiyallahu ‘ anha said : ” The Quraysh polytheists doing fasting on the day of ‘ Ashura ( 10th of Muharram ) since the time of ignorance . Similarly, the Prophet sallallaahu ‘ alaihi wa salam doing fasting ‘ Ashura . When he arrived in Medina, he fasted ‘ Ashura and commanded the companions to fast . Later when the fasting of Ramadan compulsory, he left the fast of ‘ Ashura . So whoever wants , he should fast ‘ Ashura . And whoever wants to , he should not fast . ” ( Narrated by Bukhari no. 2002 and Muslim no. 1125 , with pronunciation Bukhari )

Prophet sallallaahu ‘ alaihi wa salam at the time in Madinah require Muslims to carry out shaum ‘ Ashura .

عَنْ سَلَمَةَ بْنِ الأَكْوَعِ رَضِيَ الله عَنْهُ، قَالَ: أَمَرَ النَّبِيُّ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَجُلًا مِنْ أَسْلَمَ: ” أَنْ أَذِّنْ فِي النَّاسِ: أَنَّ مَنْ كَانَ أَكَلَ فَلْيَصُمْ بَقِيَّةَ يَوْمِهِ، وَمَنْ لَمْ يَكُنْ أَكَلَ فَلْيَصُمْ، فَإِنَّ اليَوْمَ يَوْمُ عَاشُورَاءَ “

Of Salamah bin Al – Akwa ‘ radi ‘ anhuma said : ” The Prophet sallallaahu ‘ alaihi wa salam ordered one of the tribe Aslam : ” announce to the public that those who have eaten this morning , then let him fast the rest of the day . And he had not eaten that morning , then let him fast . Because today is the day of Ashura ‘ . ” ( Narrated by Bukhari no. 2007 and Muslim no. 1824 )

عَنِ الرُّبَيِّعِ بِنْتِ مُعَوِّذٍ، قَالَتْ: أَرْسَلَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ غَدَاةَ عَاشُورَاءَ إِلَى قُرَى الأَنْصَارِ: «مَنْ أَصْبَحَ مُفْطِرًا، فَلْيُتِمَّ بَقِيَّةَ يَوْمِهِ وَمَنْ أَصْبَحَ صَائِمًا، فَليَصُمْ»، قَالَتْ: فَكُنَّا نَصُومُهُ بَعْدُ، وَنُصَوِّمُ صِبْيَانَنَا، وَنَجْعَلُ لَهُمُ اللُّعْبَةَ مِنَ العِهْنِ، فَإِذَا بَكَى أَحَدُهُمْ عَلَى الطَّعَامِ أَعْطَيْنَاهُ ذَاكَ حَتَّى يَكُونَ عِنْدَ الإِفْطَارِ

Of Rubayyi bint Mu’awwidz radi ‘ anha said: “The Prophet sallallaahu ‘ alaihi wa salam send a giver announcement on the morning of ‘ Ashura to the villages of Ansar , to announce ” Anyone who has eaten this morning , he should perfect it until the end of the day this ( fasting ) and one who has fasted since the morning , then let him fast . ”

Since then we have always fasting ‘ Ashura and we made ​​our little children to fast ‘ Ashura . We make stuffed toys for their fleece . If any one of them crying because of hunger , so we gave him mainana it , that’s up to the arrival time of breaking the fast . ” ( Narrated by Bukhari no. 1960 and Muslim no. 1136 )

With the decline of Ramadan fasting obligations , the legal status of fasting ‘ Ashura changed from mandatory to ” just” sunna .

HISTORY shaum TASU’A

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا، قَالَ: حِينَ صَامَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ قَالُوا: يَا رَسُولَ اللهِ إِنَّهُ يَوْمٌ تُعَظِّمُهُ الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «فَإِذَا كَانَ الْعَامُ الْمُقْبِلُ إِنْ شَاءَ اللهُ صُمْنَا الْيَوْمَ التَّاسِعَ» قَالَ: فَلَمْ يَأْتِ الْعَامُ الْمُقْبِلُ، حَتَّى تُوُفِّيَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

From Abdullah ibn Abbas radi ‘ anhuma said : ” When the Prophet sallallaahu ‘ alaihi wa salam fasting ‘ Ashura and commanded the companions to fast ‘ Ashura , then the companions said,” O Messenger of Allah , it is a day that is honored by Jews and Christians . ” Then he said,” If so , the next year we are also going to fast on the ninth day , God willing . ” Apparently next year is yet to come , the Prophet sallallaahu ‘ alaihi wa salam has died . ” ( Narrated by Muslim no. 1134 )

Shaum virtue TASU’A & ASYURO

1 . An act of gratitude to God who has saved His servants who believe from evil infidels , ie survival of the Prophet Moses and Aaron ‘ alaihimas greetings with the Children of Israel from the evil Pharaoh and his armies . That mentions this hadith mentioned above .

2 . Imitate the prophet Moses , Aaron and Muhammad ‘ alaihimus shalatu was greeting , that fasting on the day of ‘ Ashura . That mentions this hadith mentioned above .

3 . Emulate the companions radi ‘ anhum who perform fasting ‘ Ashura , and even train their children to do the fasting ‘ Ashura . That mentions this hadith mentioned above .

4 . Eliminating minor sins during the previous year , during shirk and major sins dijauhi.Dari Abu Qatadah Al – Ansari, radi ‘ anhu that :

وَسُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَاشُورَاءَ؟ فَقَالَ: «يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ»

” Prophet sallallaahu ‘ alaihi wa salam was asked about fasting the day of’ Ashura , then he said: ” He could take away sins small a year ago . ” ( Narrated by Muslim no. 1162 )

LEVELS shaum TASU’A & ASYURO

The scholars have explained that there are three levels of fasting related Tasu’a and ‘ Ashura :

1 . Fasting one day ie on the day of ‘ Ashura . Hadith – hadith mentioned above .

2 . Fasting two days , and today is the day Tasu’a ‘ Ashura . Hadith – hadith mentioned above .

3 . Fasting three days , the day before ‘ Ashura ( ie Tasu’a day ) , the day of’ Ashura and the day after ( the 11th of Muharram ) . Opinions sunnah fasting day after ‘ Ashura is based on a history of Ibn Abbas . It’s just that he is not the words of the Prophet sallallaahu ‘ alaihi wa salam , but the words of Ibn Abbas radi ‘ anhu and sanadnya lemah.Meski so he could be allowed based on the generality of the hadith that recommends fasting three days each month . For example, the hadith ,

قَالَ أَبُو هُرَيْرَةَ: أَوْصَانِي خَلِيلِي بِثَلَاثٍ: ” صَوْمِ ثَلَاثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ، وَصَلَاةِ الضُّحَى، وَلَا أَنَامُ إِلَّا عَلَى وِتْرٍ

From Abu Hurairah radi ‘ anhu said : ” Kekasihkau ( the Prophet sallallaahu ‘ alaihi wa salam ) intestate me with three things: fasting three days each month , praying Duha , and not sleep except after praying Witr . ” ( Narrated by Abu Dawud no. 1432 , Ahmad no. 7512 , Abu Ya’la no. 2619 , Abdur Razzaq no. Ibn Khuzaimah 2849 and no. 1222 , hadeeth )

Wallahu a’lam bish-shawab